Malam ini, hujan kembali turun. Membawa kembali ingatanku pada 'kita'.
Kamu ingat, sore itu aku bersama kamu dan teman temanmu duduk menunggu hujan reda. Kamu marah padaku, saat aku duduk bersebelahan dengan teman laki lakiku.
Aku memaksa ingatanku untuk berhenti mengingat ingat kenangan kita dulu. Aku sudah terlalu banyak memikirkan kenangan kita dulu, Cahaya Penunjukku. Kenangan itu masih membekas padaku, entah padamu. Sampai saat ini, aku masih sendiri, mungkin kamu juga. Aku lelah, Cahaya Penunjukku..
Karena aku masih mencari peluk yang sehangat pelukmu, kecup yang semanis bibirmu, tawa yang seindah tawamu, di dalam diri mereka. Dan sekarang aku lelah, melompat dari satu hubungan ke hubungan lainnya hanya untuk mencari hubungan seindah hubungan kita dulu.
Aku masih mencari cari sosokmu dalam ingatanku, mencari cari sosokmu pada setiap laki laki yang mendekatiku, aku tak menemukan dirimu. Lalu apa yang harus aku lakukan Cahaya Penunjukku, jika tak kutemukan lagi cara untuk melupakan kamu dan semua kenangan kita dulu? Apa lagi yang harus aku lakukan untuk menghilangkan sisa sisa perasaan ini?
Lalu saat cinta yang aku rasa masih tetap ada, harus dibawa kemana perasaan ini, sedangkan ke hatimu saja tak kutemukan jalannya?
Sudah hampir sepuluh bulan, Cahaya penunjukku. Seribu satu macam cara sudah aku lakukan untuk menghilangkan kamu.
Aku hanyalah pelarian, tempatmu selalu membuang air mata dan kesedihan. Aku adalah boneka yang dipungut kembali lalu dihempaskan lagi ketika ada yang baru dan lebih menarik. Aku lebih memilih kamu datang hanya saat kamu membutuhkan aku daripada kamu sama sekali tak mengingatku. Sebab aku punya perasaan yang dalam terhadapmu, dan untukmu.. Perhatianku tak pernah habis.
Ketahuilah, Cahaya Penunjukku..
Aku sedang berusaha melawan jutaan "kamu" yang mulai mengepul otakku. Seperti asap rokok yang menggantung diudara, kamu seakan akan nyata. Maaf... Jika aku tak bersikap sadar diri ataupun memilih pergi. Maaf... Jika setelah perpisahan kita, aku masih selalu memikirkanmu.
Komentar
Posting Komentar