Kalo gue boleh ngeluh, rasanya bahkan satu lembar polio masih kurang untuk semua keluh kesah gue.
Tapi gue dituntut untuk jadi robot, gue gak boleh ngeluh, gak boleh ngerasa capek, dan gak pernah boleh untuk nunjukin di depan orang lain.
Capek, iya. Sakit, itu pasti. Tapi begini keadaannya. Gue capek, karena dari setiap hal yang gue lakuin terkadang gue masih belum bisa membuat orang orang disekeliling gue puas.
Kadang gue ngerasa gak berguna kalau gue terlalu banyak ngeluh. Tapi begini keadaannya, gue cuma manusia biasa, tanpa kelebihan apapun, dan sangat sangat jauh dari kata sempurna.
Gue juga butuh tempat untuk ungkapin segala yang gue rasain, gue juga butuh tempat untuk keluarin segala hal yang selama ini selalu gue pendam sendirian.
Kenyataanya, gue seperti gak punya tempat untuk keluarin segala unek unek gue. Kadang gue ngerasa, gak pernah ada yang mengerti gue. Kemana lagi gue harus cerita semua yang gue rasa dan gue pendam selama ini? Yang selalu bikin gue ngerasa dibawah tekanan karena terlalu terbiasa.
Gue juga ingin, saat gue bercerita ada respon yang gue dapat. Gue selalu bercerita denganNya saat gue merasa lemah, tapi gak pernah ada respon yang gue dapat.
Disitu gue mengerti, kalau gue manusia, makhluk sosial yang membutuhkan sesamanya untuk berbagi apapun, bercerita tentang apapun untuk memenuhi kebutuhan kita akan respon atas apa yang kita perbuat.
Kadang gue hanya ingin punya waktu khusus untuk diri gue sendiri, gue ingin lepas dari segala beban masalah yang selama ini gue rasa, gue hanya ingin punya waktu untuk tidur. Just as simple as that..
Gue terlalu disibukan oleh tugas, masalah kehidupan gue sendiri, kepentingan orang banyak, dan setiap cacian yang gue terima setiap harinya. Apa pernah mereka semua, orang orang dihidup gue, berfikir kalau bisa aja gue terlalu tertekan dan mengalami depresi? Atau gangguan psikologi?
Gue capek. Gue ingin mengeluh untuk sekali ini, gue capek berpura pura, capek selalu pake topeng kuat, gue ingin jadi diri gue yang lemah untuk saat ini.
Gue hanya punya waktu 3-6 jam untuk tidur setiap harinya, gue juga hanya punya waktu 3 jam untuk istirahat. Sisanya? Gue disibukan dengan segala macam aktivitas yang rasanya ingin sekali gue hentikan.
Intinya, gue capek dan sakit. I'm sick of everything, and of the everythingness of everything.
Komentar
Posting Komentar