Langsung ke konten utama

Kamu Tak Pernah Tau (3)

Sempat aku terfikir, bahwa aku telah menemukan penggantimu, Cahaya Penunjukku.

Dia menarik, meskipun tak semenarik dirimu. Dia menawan, meskipun tak semenawan kamu. Dia menyenangkan, meskipun lagi lagi dia tak semenyenangkan kamu.

Awalnya, aku kira dia akan menjadi penggantimu Cahaya Penunjukku. Tapi seiring berjalannya waktu, nyatanya aku salah. Aku mulai bosan, aku jenuh. Dia tak seperti kamu..

Nyatanya, aku mulai merindukan sosokmu untuk keseribu kalinya. Aku merindukan kamu yang tak pernah membuatku bosan, yang tak pernah membuatku jenuh selama apapun aku harus menunggu. Aku tak menemukan perasaan itu pada siapapun, Cahaya Penunjukku.

Aku tak pernah tau, kenapa bisa jatuh cinta sedalam dan sekuat ini hingga aku tidak bisa melihat laki laki lain. Aku juga tak pernah tau, mengapa sosokmu masih terus melekat dalam ingatan.

Aku merindukan perasaan itu, Cahaya Penunjukku. Tak pernah ada lagi laki laki yang membuat hariku cerah hanya karna mendapat sapaan pagi darinya. Belum ada laki laki yang membuatku tersenyum sepanjang hari hanya karna menerima kecupan dalam bentuk pesan singkat, seperti dirimu. Dan juga tak pernah ada laki laki yang membuatku selalu menantikan kabar seperti yang kamu lakukan dulu.

Karena kamu adalah pengecualian dalam segala hal, Cahaya Penunjukku. Pengecualian dalam setiap hal yang terjadi dalam hidupku.

Aku sendirian, dengan kenangan yang masih menempel dalam sudut-sudut luas otak, seakan membekukan kinerja hati. Aku berharap semua hanya mimpi ketika kamu memutuskan untuk pergi. Sungguh, aku ingin tersadar dari bayang-bayang yang selama ini terlalu sering ku kejar. Sekali lagi, aku masih sendiri. Bermain dengan masa lalu yang sebenarnya tak pernah ingin ku ingat lagi.

Aku hanya ingin kamu tau, tak semua yang baru menjamin kebahagiaan. Dan tak semua yang disebut masalalu, akan menghasilkan air mata. Aku begitu yakin akan hal itu, sampai pada akhirnya aku tau rasanya perpisahan. Aku tau rasanya melepaskan diri dari segala hal yang sebenarnya tak pernah ingin aku tinggalkan. Aku semakin tau, masa lalu setidaknya selalu jadi sebab, kamu yang dulu ku miliki tak lagi bisa ku genggam dalam jemari.

Kita berpisah, tanpa alasan yang jelas. Tanpa diskusi dan interupsi. Iya... Berpisah begitu saja seakan-akam semua hanyalah masalah sepele. Sangat mudah, sampai aku tak benar-benar mengerti, apakah kita memang telah berpisah? Atau dulu sebenarnya kita tak punya ketertarikan apa apa?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Best Moment : Masa SMP.

Demi apa gue kangen banget masa smp gue dulu. Gue nyesel, kenapa waktu berjalan secepet ini. Kenapa dulu gue pengen cepet SMA dan ninggalin masa SMP gue. Gue ga pernah bisa lupain kenangan tiga tahun yang terasa paling indah, di hidup gue. Gue jauh lebih merasa nyaman dan bisa menjadi diri gue sendiri, tanpa paksaan, tanpa tekanan, di SMP gue dulu. Rasanya gue ingin pergi sekolah setiap harinya, walaupun banyak tugas, bete, atau apapun hambatannya, gue selalu suka masa SMP gue dulu. Gue rasanya kangen banget, sama kebodohan dan keteledoran yang dulu gue lakukan di SMP. Kenapa dulu gue ingin sekali cepat cepat menanggalkan seragam kesayangan putih biru gue? Kenapa dulu gue ingin sekali cepat cepat perpisahan? Kelulusan? Gue menyesal. Nyesel nyia nyiain waktu yang gue punya dengan gitu aja. Emang bener kata pepatah, penyesalan selalu datang belakangan. Belakangan ini, setiap gue ingat masa SMP gue dulu, gue bisa dengan gampangnya meneteskan air mata. Lebay emang tapi beginilah gue, si

Girls... I wanna tell you something about hair.

Yhaaa suka liat ga anak anak jaman lagi pada ngetrend, pake warna rambut yang atasnya item bawahnya berwarna? Like atasnya item, bawahnya pake warna merah ngejreng wild berry? Atau pirang keorenan macem cabe cabean? Wkwk and with proud they called it Ombre. Lol hahaha gue sendiri yakin mereka ga tau what's real definition of ombre. Dan cuma karna trend aja mereka ngecat rambut terus bilang ombre. Padahal bukan. Gue sendiri udah pernah pake trend rambut itu, dengan atas warna item terus bawahnya berwarna dari jaman gue kelas 8 smp sekitar tahun 2013 an. Ini rambut gue dulu, dua tahun yang lalu waktu ombre dan dipdye belum begitu ngetrend disini. Fyi, ombre muncul tahun 2013. Ombre, bukan cuma sekedar rambut dengan dua warna beda terus disatuin. It's not that simple, ombre juga bukan sekedar teknik, tapi juga ada filosofinya kayak bunga yang mekar, dari atas gelap, semakin kebawah semakin terang. Kalo cuma dua warna it's dipdye! I bold this ya Dipdye . Dipdye, semua orang bis

A Song For You Part 1

Kali ini gue bakalan ngebahas tentang sebuah lagu, yang pernah menggambarkan diri gue banget saat itu. Lagu ini dari Melissa Polinar yang judulnya Try. Disini Melissa coba menjelaskan gimana susahnya dia untuk melupakan kekasihnya, tapi entah kenapa dia selalu ingat lagi ingat lagi sekuat apapun dia coba untuk lupain. Dari awal intro lagu ini udah ketauan banget lagu ini lagu galau, disini melissa memainkan gitarnya secara acoustic dengan suaranya yang pas banget untuk lagu ini, mendayu dayu, santai, penuh penghayatan. Ditambah makna lagu ini sendiri yang sebenernya emang udah 'dalem' dan 'nusuk' kalo bener bener di hayatin. Seolah olah kita bisa rasain apa yang coba Melissa jelasin dilagu ini, dimana Melissa disini kepengen jelasin gimana dia tetep gabisa lakuin hal yang bikin hatinya gak 'stuck' di si cowok itu Gue mengerti, gue seolah bisa rasain, gimana saat itu terasa beneran semua cara udah di lakuin untuk lupain tapi tetep gak bisa. Dan lyrics yang