Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Gak Berujung

Akhir akhir ini gue masih aja suka ngegalau dan keinget sama dia. Padahal ini udah masuk bulan ke empat. Dua bulan lagi, setengah tahun tetep aja gue masih stuck ngegalau kayak gini. Entah kenapa, dia gak pernah bener bener pergi dari fikiran gue. Meskipun saat ini, gue punya jutaan hal yang bisa gue fikirin. Lost contact sama dia udah biasa, udah empat bulan gak pernah denger kabar dia lagi. Tapi kenangan masih melekat, pekat. Gue tau, gue sangat mencintai seorang coward semacam dia. Laki laki yang sebenarnya gak pantes buat dicintai setulus dan sedalam itu. Kalo di hidup ini gue punya delete button, gue bakalan hapus semua memory dalam otak gue yang menyangkut soal dia. The bigg est coward is a man who awakens a woman' s love with no intention of loving her. - Bob Marley Gue paham selama ini gue mencintai orang yang salah, gue mengerti kalau selama ini gue masih memikirkan hal yang seharusnya gak gue fikirin. Tapi kenyataanya disini otak gue gak bisa berhenti mikirin dia kad

Impossible by James Arthur

Oke, kebiasaan gue kalau lagi galau itu biasanya.... Main gitar. Dikamar sendirian, mainin gitar dan menyanyikan lagu galau, duh asli keliatan banget jomblo nya ya -_- akhir akhir ini entah kenapa gue lagi suka banget sama lagunya James Arthur yang di remix sama shontelle dan di cover oleh Maddy Jane, Impossible. Rasanya, gue seperti cerita semuanya yang gue rasa di lagu itu. So lets check these out. Em I remember years ago Teringatku tahun lalu G Someone told me I should take Ada yang bilang padaku agar D Caution when it comes to love Berhati-hati jika berhubungan dengan cinta C I did, I did Ya, aku tlah berhati-hati Em And you were strong and I was not Dan kau begitu kuat sedangkan aku tidak G My illusion, my mistake Ilusiku, salahku D I was careless, I forgot Aku ceroboh, aku lupa C I did Ya aku lupa Em And now when all is done Dan kini saat semuanya telah usai D There's nothing to say Tidak ada lagi yang perlu dikatakan. Em You have gone and so

Ibu Mau Mulutnya Yang Dijait atau Ibu Yang Saya Tombak?

Gue benci banget sama ibu ibu yang sok tau tentang kehidupan gue. Ini kan hidup gue, hak gue, ya suka suka gue dong mau ngelakuin apapun dihidup gue selama itu gak merugikan orang lain. Tapi terkadang, ibu ibu yang macem kayak gini nih kerjaanya ngomentarin hidup orang melulu, entah merasa hidupnya udah sempurna atau gimana. Daripada ngurusin gue mending urusin anaknya aja gitu, komentarin anaknya, anaknya aja gak diurusin ngapain ngurusin anak orang? Wtf. Gue tau gue jutek, gue dingin, gue cuek, tapi karena mereka semua gak kenal aslinya gue nih kayak apa. Mereka kan gak sama gue setiap harinya, mereka cuma liat gue yang kelelahan setiap pulang sekolah dan kerjaannya cuma ngomentarin gue lagi, lagi, lagi, dan lagi. Coba bayangin kalau lo dalam keadaan capek, dan hidup lo dikomentarin ini itu sama orang yang sebenernya gak ada sangkut pautnya sama hidup lo? Kesel kan? Rasanya gue pengen teriakin di depan mukanya "Hidup, hidup siapa? Hidup gue kan? Daripada ngurusin hidup gue men

Fuck u K13.

Pelajar indonesia saat ini memakai K13, yang menurut pak Menteri ini biar semakin kreatif dan inovatif, tanpa pernah memikirkan kondisi pelajar itu sendiri. Apa pernah pak menteri belajar psikologi anak? Gimana keadaan psikis anak kalau terus terusan mendapat tekanan? Stress yang ada. Menurut gue, KTSP 2006 justru lebih enak dibanding K13. Gini, di K13 murid dituntut untuk lebih aktif daripada guru, jadi guru tinggal kasih tugas dan murid cari materi itu dari internet tanpa dijelasin atau paham sedikitpun, paling juga seadanya gitu. Gue, memakai KTSP waktu SMP dulu, belum tentu mengerti gitu, apalagi ini K13 dijelasin sama teman teman kita sendiri yang belum tentu ngerti, seadanya materi dari internet. Terus untuk apa gitu guru dikelas? Pajangan aja gitu? Guru menjelaskan juga seadanya, kita dipaksa untuk mikir lebih keras, tanpa pernah mikirin kalau otak kami butuh istirahat. Gue capek, gue lelah, kurikulum ini memaksa pelajar seperti robot. Tanpa istirahat. Sekolah dari jam 7 pagi s

Malaikat Juga Tau

Gue udah lama banget kayaknya gak ngepost, belakangan ini gue sibuk banget, tugas numpuk gak pernah ada surutnya. Saat itu gue lagi duduk merenungi nasib atau lebih tepatnya sih diri gue sendiri ya, gak tau kenapa sih gue kepikiran sebuah lagu yang.... Menurut gue beneran ngegambarin sosok gue banget. Gue galau hampir dua bulan ini, gue terjatuh dan gak bisa bangkit lagi, gue tenggelam dalam lautan luka, dan gue tersesat sampai gak tau dimana jalan pulang, dan hati gue remuk seperti butiran debu. Oke gue tau alay, tapi gimana sih, sampai kapanpun gue gak akan pernah bisa ngelupain. Ya mustahil aja gitu menurut gue untuk ngelupain walaupun banyak orang bilang Nothing's impossible. Cuma ya namanya udah kenal, pernah sedeket itu, punya perasaan sedalam itu, punya status istimewa, bisa menyentuh dan dideket dia yang belum tentu semua orang bisa melakukan itu, ya rasanya gak mungkin, bener bener gak mungkin banget ngelupain. Pasti ada saatnya akan selalu keinget, kecuali gue bener bene

Lagi Lagi Kamu.

Gue menemukan bahan post ini saat gue iseng membuka buku coret coretan gue ya. Gue menulis ini sekitar mungkin dua bulan yang lalu, saat awal awal gue galau kayaknya. Oke lets reading! Kamu datang membawa energi-energi baru dalam redupnya duniaku. Lalu kamu hadir, membawa kebahagiaan-kebahagiaan yang sulit untuk aku pahami. Kamu mengabaikan aku dengan sangat gilanya, tapi hal itu membuatku selalu ingin bersama kamu. Sebenarnya, sederhana saja. Air mataku terjatuh bukan karena inginku, tapi keinginan hatiku yang tak ingin kamu pergi, tak ingin kita berakhir tanpa alasan yang jelas. Tak ingin kita berhenti berjalan ketika diujung jalan sana; kita telah melihat cahaya terang. Rasanya aku ingin memberhentikan pencarianku padamu, rasanya aku ingin kamu jadi akhir pelarianku, rasanya aku ingin hubungan kita jauh lebih lama dari apa yang aku bayangkan dan aku takutkan. Rasanya aku ingin bertanya, apakah kamu masih mencintai sosok wanita yang tak pernah mengakui diluar adalah wanita hebat, s

Stay, by Miley Cyrus.

Haiiiii semuanya! Kali ini gue mau review salah satu lagu yaoama ini nemenin gue kalau lagi galau, patah hati, dilema, ah pokoknya gitu ya. Lagu ini dinyanyiin sama Miley Cyrus, tau kan? Salah satu Princess Disney, sekawan sama Demi Lovato, Selena Gomez, Taylor Swift, Jonas Brother. Lagu ini wajib masuk di playlist gue, karna gak tau kenapa ya lagu ini selalu enak didenger, kapan aja menurut gue. Disini, Miley menjelaskan perasaanya, apalagi dengan suaranya di lagu ini yang pas banget untuk tema nya sendiri. Di lagu ini di kisahin kalau Miley kangen sama mantan pacarnya dulu, dan dia menyesal udah menyia nyiakan mantannya itu. Dia merasa tersesat, sendirian, dan waktu berjalan tanpa pernah ada artinya, gak seperti saat dia dengan mantannya dulu. Dan Miley bilang "kalau aku boleh meminta satu permintaan, aku akan meminta kamu untuk berada di sisiku." Lagu ini udah menemani kegalauan gue sejak tahun lalu. Untuk yang nyesel nyia nyiain mantan, coba deh download dan dengerin l

Time to...Move on (?)

Gue gak ngerti, sumpah bener bener gak ngerti, mimpi apa gue semalem? Pagi pagi waktu gue mau berangkat sekolah, gue mengecek bbm gue dan menemukan chat masuk dari dia. Iya dia!! Gue... Gak percaya. Ini chat dia setelah dua bulan lalu, dia mengakhiri semuanya. Dia masih ingat dengan gue? Apa karena dia mau ngechat gue ya jadi semalem tidur gue gak nyenyak banget dan terbangun jam 2 pagi? Sebelum berangkat sekolah tadi, gue menyempatkan diri mengecek visitors blog gue ini dan alhamdulillah menembus angka 1000 visitors dalam waktu satu setengah bulan. Dia mengirimkan bbm kepada gue menanyakan blog gue mungkin maksutnya tapi sumpah gak jelas banget. Dan ketika gue tanya maksutnya apa, dia gak nge read bbm gue. Wtf. Jadi selama ini dia masih suka notice gue di bbm? Sumpah bukannya gue berharap kayak gitu, gue cuma sedikit... Speechless mungkin? Waktu dia bbm gue pagi ini juga gue biasa aja, flat, neutral, no sparks, no butterfly. Gue juga gak terlalu kepikiran waktu dia bbm gue. Sepert

Everything you said, was a bullshit

Gue mendadak galau waktu lo tiba tiba muncul di bbm dengan pm "i was there for you in the darkest time." . Wtf. Hei are you blind? I'm here for you, i'm always here. I love you at your darkest but you left me at my weakest. Bukannya gue menikmati kegalauan gue selama ini, gue hanya... Mencoba, berpura pura menikmati rasa sakit yang selama ini gue rasakan sendirian. Gue bukan tipe orang yang dengan mudah melupakan dan menggantikan segalanya dengan yang baru. Gue gak semudah itu. Kadang juga gue heran dengan orang orang yang bisa dengan mudahnya dapet pacar baru padahal baru seminggu putus, sebulan putus. Gue bener bener gak ngerti dengan keadaan seperti itu. Don't get me wrong, gue udah gak ada rasa sayang atau semacamnya sama dia cuman ya you know gak segampang itu untuk lupain kenangan yang selama ini kita ciptain bareng bareng, waktu kita emang singkat tapi kenangan gampang banget buat melekat. Rasanya seluruh hal kecil yang kami lakukan dulu begitu membekas u

Chapter 1

    Kenalin, nama gue Alya. Lengkapnya Alya Dhiara Parameswari. Gue siswi kelas 3 di sebuah SMP swasta di Jakarta. Hari hari gue membosankan sekali. Ya gimana gak bosan, setiap harinya dihadapin sama ujian, ulangan, hapalan, praktek, demi gue bisa lulus dengan nilai yang bagus dari sekolah ini.      "Al, lo udah hapalin rumus Fisika buat ujian lisan besok?" tanya Nisa, bestiest gue, temen seperjuangan dan temen gila gilaan gue. "Belum. Lo udah ngapalin emangnya?" tanya gue dengan malasnya, sejujurnya gue ga ingat kalau ada hapalan rumus untuk besok. "Eh anak anak pada mau shalat jamaah, mau ikut ga?" "Iya, tungguin ya."      Lalu kami semua bersama shalat dzuhur di masjid sekolah kami. Karena gue udah kelas 9 dan menghadapi ujian jadi kita semua tetap stay untuk bimbel tambahan. Gue mulai bosan dengan rutinitas ini, waktu yang biasanya bisa gue pakai untuk tidur siang sekarang berkurang. Belum lagi ditambah jadwal les sore gue, makin makin a

A new story : Sinopsis

Sebenernya dari dulu, gue sering banget nulis nulis cerita gitu. Gaje sih emang tapi gue suka aja gitu. Dan kali ini gue mau bikin cerita baru, project baru. Dan ini sinopsisnya kurang lebih, check it out. Sinopsis :              Davine, seorang cowok berumur 17 tahun berperawakan putih, tinggi, dan tentu saja tajir. Casing luarnya emang oke banget, tapi siapa sangka kalau Davine adalah cowok paling dingin, cuek, dan egois yang pernah Alya kenal?       Alya, si cewek biasa yang kekurangan kepercayaan diri, kikuk, merasa dirinya membosankan dan terlalu polos, merasa dia gak punya pesona sama sekali untuk diliat siapapun. Menurutnya, dia cuma punya satu kelebihan didalam dirinya, otaknya, dimana mungkin setiap orang anggap hal itu membosankan.       Tapi bagaimana jika akhirnya dia jatuh cinta pada pandangan pertama sama cowok paling dingin, sedingin es yang pernah dia kenal? Apa Davine, the ice man, sekaligus the man, top guy, the most wanted guy di sekolah, punya rasa yang sama ka

Teror Telepon Berantai (?)

Sorry banget gue udah agak lama gak ngepost. Kali ini gue mau ngeshare pengalaman gue. Jadi kemarin malam, gue, bersama teman teman gue Irma, Mayang, Sri, Farhan,Farizky, dan Gilang lagi belajar kelompok dirumah Irma buat tugas matematika. Disitu keadaanya mau magrib, hp irma bunyi, private number calling... Diangkatlah telepon tak bertuan itu sama Irma, tapi anehnya si penelpon itu gak ngomong sama sekali. Daripada ngeladenin hal absurd ga jelas semacem itu, ditinggal aja sama Irma untuk ngerjain tugas, sampe akhirnya adzan magrib saat kami mau wudhu, si telpon masih nyambung tapi tetep tanpa suara. Sampe ditinggal shalat pun masih nyambung, absurd asli.  Akhirnya dimatiin sama Irma. Saat wudhu tadi, Irma sempet bercanda "waduh ini telpon mah nyebar ini." tapi kan tetep aja gue kira juga candaan. Tapi ternyata apa yang dibilang Irma bener, gak lama hp nya Farhan, berbunyi juga. Private number calling... Padahal farhan tuh tertutup banget, gue yang les bareng sama dia dari

The Best Moment : Masa SMP.

Demi apa gue kangen banget masa smp gue dulu. Gue nyesel, kenapa waktu berjalan secepet ini. Kenapa dulu gue pengen cepet SMA dan ninggalin masa SMP gue. Gue ga pernah bisa lupain kenangan tiga tahun yang terasa paling indah, di hidup gue. Gue jauh lebih merasa nyaman dan bisa menjadi diri gue sendiri, tanpa paksaan, tanpa tekanan, di SMP gue dulu. Rasanya gue ingin pergi sekolah setiap harinya, walaupun banyak tugas, bete, atau apapun hambatannya, gue selalu suka masa SMP gue dulu. Gue rasanya kangen banget, sama kebodohan dan keteledoran yang dulu gue lakukan di SMP. Kenapa dulu gue ingin sekali cepat cepat menanggalkan seragam kesayangan putih biru gue? Kenapa dulu gue ingin sekali cepat cepat perpisahan? Kelulusan? Gue menyesal. Nyesel nyia nyiain waktu yang gue punya dengan gitu aja. Emang bener kata pepatah, penyesalan selalu datang belakangan. Belakangan ini, setiap gue ingat masa SMP gue dulu, gue bisa dengan gampangnya meneteskan air mata. Lebay emang tapi beginilah gue, si

Bapak Bapak Gila Dihari Jumat.

Ini pengalaman gue sekitar hampir dua bulan yang lalu ya. Jadi siang itu, gue dan temen gue Setiani lagi nungguin si 'dia' pulang shalat jumat. Saat itu kami berdua duduk di depan sekolah yang berhadapan langsung sama jalan raya. Gue duduk di bangku panjang, menghadap ke arah kiri. Tiba tiba ada seorang bapak bapak naik motor biru berdiri disamping gue, karena disamping gue adalah tembok, jadi agak sedikit terhalang sebagian motor si bapak. saat gue nengok ke arah kanan, ke arah jalan raya dan Bang!!!! Lo tau apa yang gue liat? GUE LIAT ITU NYA! SUMPAH BENERAN ITU NYA. Gue langsung buang muka dari pemandangan tidak senonoh yang bikin mata gue langsung rabun dekat dan katarakan. Gue langsung menatap ke arah setiani disamping gue. Tapi disitu kenangan tentang 'itu' si bapak bapak sebelah gue masih terus membayangi otak gue. Gue masih berpikir, itu beneran gak sih? Apa gue salah liat? Dan begonya lagi, gue nengok ke arah si bapak gila untuk memastikan apa yang gue lihat

Tujuh Minggu Setelah Kepergian Kamu.

Hari ini, tepat tujuh minggu setelah kepergian kamu. Aku tak pernah sesedih ini, kukira waktu yang aku butuhkan untuk melupakanmu juga tak sepanjang ini. Aku salah besar, hari-hari yang aku lalui bersama dengan usaha untuk melupakanmu, ternyata tak menemukan titik temu. Kamu masih jadi segalanya, masih berdiam dalam kepala, masih jadi yang paling penting dalam hati. Maaf, jika segala kejujuranku terdengar bodoh. Sebentar lagi, kamu pasti akan berkata bahwa sikapku berlebihan. Seandainya sekarang aku ada disampingmu, akan aku ceritakan sebuah kisah tentang melupakan dan mengikhlaskan, sungguh dua hal itu bukanlah hal yang mudah. Tujuh minggu harusnya waktu yang sangat cukup untuk menghilangkan perasaan, namun ternyata aku tak termasuk dalam pernyataan itu. Hari berganti minggu, dan sosokmu masih penunggu, menyergap perhatianku, menguji imanku, dan merontokan kepercayaanku. Tubuhku dingin dan menggigil saat menghadapi perpisahan. Aku tak punya banyak rangkulan hangat, sehangat rangkulan

Besok Jumat? Telen gue aja deh!

Dimalam yang sunyi ini, aku sendiri, tiada yang menemani*nyanyi* *dilempartombak*. Gue rasanya males banget kalau inget besok adalah hari jumat. Sumpah deh jaman gue SMP dulu, hari hari tuh kerasa menyenangkan banget. Tapi semenjak gue SMA rasanya... Setiap hari kerasa di neraka tau gak sih gue. Dulu ya, gue rasanya pengen sekolah terus, gak perduli sebanyak apapun tugas, gue selalu ingin sekolah karena banyak alasan, contohnya :biar. Ketemu temen temen gue, atau sekedar nongkrong di kantin. Tapi sekarang, gue rasanya malaaaaas sekali sekolah. Apalagi inget kalau besok adalah Jumat Angker. Gimana gak angker kalau besok pagi gue sarapan matematika peminatan selama tiga jam? Dengan istirahat sekitar 20 atau 30 menit gue lupa, dan dilanjut dengan fisika selama tiga jam juga. Wtf. Gue rasanya ingin bumi menelan gue saat itu juga. Inget gimana gue harus post test disetiap kali pertemuan, dan gue harus bisa duluan sebelum pelajarannya diajarkan bahkan kalau mau jujur sebenernya dia ga nga

Minta Di Tombak Ya?

Wtf asli gue kesel yang bener bener kesel hari ini. Hari ini kelas gue nyoba berunding untuk masalah Haornas. Setelah kena masalah dengan kelas sebelah dan guru PAI, kelas gue yang super laknat ini nyoba voting dengan kisruhnya. Awalnya kami memutuskan untuk memakai baju merah, training hitam dan kerudung hitam. Tapi karena si pengurus kelas yang suuuuuuper egois dan lebih memilih egonya dibanding kepentingan bersama, kelas jadi semakin kisruh! Coba lo bayangin, dimana nyambungnya baju merah, celana hitam, dengan kerudung hijau tosca? Bisa bisa dikira jemuran berjalan tau gak. Dan freaknya lagi, si pengurus kelas yang nyebelin itu ngusulin warna lain yang makin gak nyambung; biru donker. Freak!! Sumpah rasanya mau gue tombak seluruh pengurus kelas gue yang laknat ini! Disini harusnya mereka membicarakan semuanya dengan musyawarah dan mufakat, dengan suara isi rakyat kelas lebih didengar dibanding kepentingan diri sendiri! Gue kesel, gue ngerasa gak dihargai, anak anak yang jadi peng

Aku Merindukan Kita Yang Dulu.

Setelah semua hal yang terjadi, aku masih belum paham ; laki-laki macam apa yang dulu ku cintai. Kamu tau sayang, aku sudah sesabar apa? Aku rela tidak menuntutmu ini itu, karena kesibukanmu dan tak bisa sering-sering memberi kabar untukku. Aku tidak memintamu menghubungiku sepanjang waktu. Aku setia menjadi tempat curahan hatimu, tempat kamu membentak seluruh isi dunia, tempat kamu membenci hari-hari. aku berusaha sekuat mungkin jadi dinding kokoh yang kau ludahi, kau coret-coret, kau kotori tanpa aku memaki balik. Apakah kau tak melihat kesabaran hati seorang perempuan dari semua sikapku yang selalu menahan diri untuk tak menangis di depanmu? Kamu tak lihat air mataku, tak lihat juga seberapa parah lukaku selama ini. Aku tak pernah berusaha berteriak seperti kamu selalu meneriaki aku. Tak mau melukai kamu seperti kamu melukai aku. Sebutkan padaku, sayang, perempuan mana yang rela berdarah-darah untuk kamu selain ibumu dan aku? Perempuan mana yang ada bersamamu bahkan dalam sakit da

Andai Aku Punya Mesin Waktu.

Ditengah tugas yang p, tulisan yang berceceran dan hafalan yang seolah tak pernah berhenti ini ; aku masih sempat memikirkan kamu. Aku merindukan kamu, merindukan saat kita bisa berbicara malu-malu, bukan berjauhan seperti ini. Hal-hal yang terjadi di masa lalu yang hanya bisa di kembalikan oleh mesin waktu. Itu berarti, aku tak dapat mengembalikan kamu yang dulu. Dan ketika puluhan orang bertanya mengapa sosok pria egois, arogant, dan keras kepala seperti kamu bisa merebut hatiku sedalam ini? Aku hanya menjawab dengan senyum miris, dengan mata berair, dengan kata-kata yang tersirat. Rasanya ingin ku muntahkan semua, bahwa sosok itu adalah kamu. Kamu telah menjelma secara magis dalam setiap tulisanku. Kamu, entah kenapa dengan kekuatan apa, mampu membuatku terluka parah seperti ini. Aku masih tak punya daya untuk melupakanmu. Kamu masih mampir di otakku dalam berbagai rupa dan bentuk, dengan berbagai cara dan gaya. Aku jatuh cinta dan kamu tak mau tau seberapa dalam perasaanku. Aku

Jangan Dibaca, Nanti Sedih..

Doa aku ga masuk akal, masa aku minta sama Tuhan supaya dibikin ganteng kayak Taylor Lautner. Kamu tau ga kenapa? Supaya kamu mau deket-deket sama aku doang. Supaya aku bisa jagain kamu. Kadang kalo aku sms kamu, ga dibales, aku bingung, aku khawatir, soalnya aku ga tenang kalo gatau kabar kamu, baik-baik aja atau engga. Terus nanti kamu bales sms aku, udah 2 hari kemudian, kamu bilang, "ga punya pulsa, hehe" terus aku seneng. gampang ya bikin aku seneng? Cuma lewat sms doang. Oiya, kamu juga suka ngilang, kayak pulpen. Pulpen aku suka ilang loh, biasanya aku beli di warung, 3000. Baru sehari dipake, eh udah ilang. Kamu jangan kayak pulpen dong. Kayak guling aja, soalnya guling aku setia banget, tiap malem aku pelukin. Mau aku udah mandi kek, belom mandi, dia mau-mau aja nemenin aku. Kamu.. Kamu tau ga sih? Aku tuh sayaaaang banget deh sama kamu. Pasti kamu tau ya? Tapi kamunya ga sayang kan? Aku tau kok, gapapa. Eh, kamu jangan baca tulisan ini, nanti kamu sedih,

Lagi Lagi, Ini Untuk Kamu.

Hari ini, aku datang lagi ke tempat penuh kenangan kita dulu. Kamu tau beratnya seperti apa? Kamu tau sakitnya seperti apa? Aku selalu menyembunyikan semuanya dari temen temen aku, karena apa? Karena aku gak mau mereka semakin membenci kamu. Aku ingat pada saat kelulusan, pertama kalinya kita bertatap muka, bergetarnya tanganku memegang amplop kelulusan. Aku ingat dengan jelas saat kamu malu malu tersenyum ke arahku, saat kamu mengingatkan aku untuk segera pulang dan tidak mengotori seragamku dengan pilok warna warni. Setelahnya, kebahagiaan yang selalu aku rasa setiap harinya. Apa karena selama hampir sebulan hidupku dihiasi kebahagiaan, lalu kepedihan seolah meminta jatahnya? Apa ada limit kebahagiaan dalam hidupku? Setelah semua kebahagiaan yang gak bisa diungkapkan kata kata, aku lalu merasakan sakit pula yang sama, gak bisa diungkapkan kata kata. Sampai saat ini, detik ini saat jemariku menulis tulisan ini, aku masih terus bertanya tanya, apa aku masih terlalu kurang untuk kam